JUAL BELI TEBAS BUAH ALPUKAT DI KECAMATAN KROYA DITINJAU DARI HUKUM ISLAM

Jual beli dalam kehidupan manusia merupakan suatu kebutuhan yang tidak
mungkin ditinggalkan, sehingga manusia tidak dapat hidup tanpa adanya kegiatan
jual-beli. Jual beli juga merupakan sarana tolong menolong antar sesama umat
manusia, sehingga Islam menetapkan dan membolehkan sebagaimana yang telah
dijelaskan di dalam Al- Quran dan As-Sunnah. Jual beli dalam Islam berorientasi
pada saling menguntungkan. Semua akad jual-beli itu berangkat dari keadilan yang
melahirkan keridhaan antarakedua belah pihak Untuk itu riba dalam Islam dilarang
(haram), karena di dalam riba ada pihak yang diuntungkan, di pihak lain dirugikan.
Jual beli buah alpukat dengan sistem tebas tidak ditimbang melainkan ditaksir,
Sementara dalam islam, jual beli ada batasan agar saling menguntungkan kedua
pihak.
Penelitian ini menggunakan penelitian studi kasus (case studies) dan lapangan
(field research) dengan teknik pengumpulan data melalui observasi, wawancara, dan
dokumentasi. Analisis data yang digunakan adalah reduksi data (data reduction),
penyajian data (data display), kesimpulan (verification)
Hasil dari penelitian ini yaitu transaksi jual beli tebas buah alpukat di kecamatan
Kroya dengan sistem tebasan boleh dilakukan karena jual beli tebasan ini terdapat
kesepakatan antar pihak yang bertransaksi, bahwa keduanya sepakat untuk melakukan
jual beli dengan sistem tebasan juga kesepakatan harga, maka ketentuan lain didalam jual
beli tidak menjadikan suatu jual beli tersebut menjadi batal atau tidak sah. Kemudian
ditinjau dari Hukum Islam, bahwa jual beli ini masuk kategori jizyaf, maka jual beli
tebasan alpukat di kecamatan Kroya telah memenuhi unsur-unsur syara’yang
dibolehkan dalam jual beli jizyaf menurut imam malik. Kemudian merujuk pada syarat
dan ketentuan yang berlaku sebagai unsur yang harus dipenuhi dalam jual beli jizyaf,
maka seluruh alur dalam jual beli alpukat dengan sistem tebasan telah sesuai.