PENGELOLAAN TANAH PERSEORANGAN UNTUK MENJADI LAPANGAN SEMENTARA DI DESA LAMBUR MENURUT HUKUM ISLAM

Penelitian dalam skripsi yang berjudul “Pengelolaan Tanah Perseorangan Untuk Menjadi Lapangan Sementara Di Desa Lambur Menurut Hukum Islam” dilatar belakangi dengan adanya permintaan dari warga untuk membuat lapangan sepak bola kepada kepala desa Lambur. Dan menghendaki untuk pembuatan lapangan sepak bola ini di tempat yang strategis atau dalam istilah jawa tiba tengah, agar warga diseluruh penjuru desa merasa nyaman menuju lapangan yang berada di tengah desa. Tanah yang di tengah desa adalah tanah milik salah satu warga, akhirnya dimintalah tanah tersebut untuk ditukar pemanfaatannya oleh bapak kepala desa yang masih keponakan dari warga pemilik tanah tersebut. Sehingga terjadilah tukar pemanfaatan tanah ini, namun bersifat sementara, yaitu selama menjadi kepala desa. Tanah yang ditukar berbeda, dari segi ukuran lebih besar tanah milik desa, namun dari segi harga lebih tinggi tanah milik warga tersebut dikarenakan tanah lebih potensial, kelebihan inilah yang ditasarufkan untuk
dimanfaatkan. Ini menjadi landasan berfikir bagaimana hukum Islam dalam melihat fenomena ini, yang didasarkan pada permintaan masyarakat.
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif, yakni metode yang
menekankan pemahaman yang mendalam terhadap latar belakang penelitian.
Terkait pendekatan, peneliti menggunakan pendekatan yuridis empiris, yakni didasarkan dengan teori yang ada untuk menganalisis fenomena yang ada dimasyarakat. Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui praktik pengelolan tanah dan bagaimana analisis hukum Islam terhadap pengelolaan tanah perseorangan untuk menjadi tanah lapangan sementara di desa Lambur. Penelitian ini dapat disimpulkan bahwa pengelolaan tanah perseorangan untuk menjadi tanah lapangan sementara ini dalam hukum Islam diperbolehkan, yang dikelola dalam hal ini adalah nilai lebih dari tanah milik warga yang dapat
disebut sebagai wakaf muaqqat atau wakaf sementara. Pengelolaan tanah perseorangan ini juga dinilai maṣlaḥah . Yaitu termasuk dalam jenis Maṣlaḥah Al-Dharuriyah, Al-Hajiyah, Al-Tahsiniyyah, Maṣlaḥah Al-‘Ammah, Maṣlaḥah Al-Mutaghayyirah, dan Maṣlaḥah Al-Mursalah. Dan termasuk dalam kategori hibah, dengan nilai lebih yang diberikan untuk kemanfaatan.