PRAKTIK JUAL BELI KEPALA HEWAN KURBAN DALAM PANDANGAN ULAMA HANAFIYAH (Studi Kasus Kelurahan Karangmanyar Kecamatan Kalimanah Kabupaten Purbalingga)

Melaksanakan ibadah kurban dengan menyembelih hewan kurban pasca
pelaksanaan sholat Idul Adha dan hari Tasyrik adalah suatu bentuk pembuktian
taqwa kita kepada Allah SWT dan tentu hal tersebut kita dilimpahkan keberkahan
atas ibadah tersebut. Dalam menyelenggarakan penerimaan hingga kepada

pembagian daging kurban tentu harus berpedoman kepada Al-Qur’an dan as-
Sunnah. Proses penyembelihan hewan kurban yang dilaksanakan di Kelurahan

Karangmanyar pada dasarnya sudah sesuai dengan ketentuan syariat Islam, dari
proses penyembelihan, proses pendistribusian, hingga pemanfaatan kepala hewan
kurban yang akan di tukar dengan sesuatu yang lebih bermanfaat.
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yang dilakukan menggunakan
metode penelitian lapangan (field research) dengan pendekatan yuridis-empiris
yaitu penelitian hukum mengenai pemberlakuan atau implementasi ketentuan
hukum normatif secara in action pada setiap peristiwa hukum tertentu yang terjadi
dalam masyarakat. Informasi yang diperoleh menggunakan metode observasi,
wawancara dan dokumentasi pada lokasi penelitian. Tujuan penelitian untuk
mengetahui praktik jual beli kepala hewan kurban, dan bagaimana pandangan
ulama Hanafiyah tentang jual beli kepala hewan kurban di Kelurahan
Karangmanyar Kecamatan Kalimanah Kabupaten Purbalingga.
Hasil penelitian ini yaitu bahwa praktik jual beli kepala hewan kurban di
Kelurahan Karangmanyar ialah dilakukan dengan cara dikumpulkan oleh panitia
untuk kemudian diambil oleh pengepul, dan hasil dari penjualan tersebut dibagikan
kepada fakir miskin dengan penukaran barang berupa wajan, panci dll. Hal tersebut
atas kesepakatan panitia dan orang yang berkurban untuk melakukan transaksi
kepala hewan kurban dengan harapan dapat lebih bermanfaat. Memanfaatkan
kepala hewan kurban dengan cara menukarnya untuk kebutuhan yang lebih
diperlukan masyarakat, serta bersifat maslahat, sesuai dengan istinbat hukum yang
digunakan oleh Imam Hanafi yaitu Istihsan. Menurut ulama Hanafiyah di
perbolehkan dengan ketentuan hasil penjualannya di bagikan ke fakir miskin.